In Jesus Name I Pray
“Dalam nama Tuhan Yesus… Amin. “ Kalimat yang sudah tidak asing lagi bukan? Mulai dari anak kecil yang baru diajar berdoa oleh ibunya sampai pendeta terkenal biasanya mengakhiri doanya dengan kalimat ini. Bagi saya pribadi, terkadang kalimat ini sudah menjadi rutinitas dalam doa sehingga terkadang saya sudah tidak memikirkan maknanya lagi. Apalagi ketika mengikuti kebaktian doa dimana doa tersebut sudah sangat panjang, kalimat ini seperti menjadi nafas lega. Hehehe..
Back to topic, pernahkah kita merenungkan seberapa dalam arti kalimat yang sederhana ini?
Ketika saya mulai mengambil waktu sejenak dan berpikir serta merenungkan kalimat ini, saya menemukan lima hal dari arti kalimat “dalam nama Yesus”, yaitu:
1. The CrossKenapa salib Kristus? Karena kematian Kristus di kayu salib itulah yang memperbaiki relasi kita dengan Allah yang sebelumnya terputus oleh dosa. Karena Kristus, kita dapat layak untuk datang kepada Allah. Kita yang sebelumnya kotor, ga kudus, najis ini, tapi lewat darah Kristus yang dicurahkan itu telah membersihkan kita. Kita dapat datang dengan bebas, ngobrol dengan terbuka sama our heavenly Father.
“In Jesus name means remember The Cross”
Kalimat “dalam nama Tuhan Yesus” ini mengingatkan bahwa, relasi doa yang kita punya ini adalah semata-mata karena anugrah Tuhan, karena karya agung Kristus, karena kasih Bapa, karena pengorbanan Kristus di atas salib.
2. Christ as The High Priest
Pada saat Kristus mati di kayu salib, tirai/tabir bait suci terbelah dua. (Matius 27:51, Markus 15:38). Pada zaman perjanjian lama, tabir bait suci ini memisahkan antara ruang kudus dan ruang maha kudus. Ruang maha kudus ini hanya boleh dimasuki oleh imam besar saja, in which dia hanya boleh masuk sekali setahun dan sebelum masuk pun dia harus ngasih korban bakaran terlebih dahulu buat dosa-dosa yang perhaps dia and/or umatnya lakukan secara tidak sadar (Ibrani 9:7).
Terbelahnya tirai itu menandakan bahwa kita dapat masuk ke dalam tempat kudus karena Kristus telah buka jalan yang baru melalui tabir yaitu diri-Nya sendiri (Ibrani 10:19-20). Kristus telah datang sebagai Imam Besar dan Ia masuk ke tempat kudus dengan membawa darah-Nya sendiri, darah Anak Domba yang tak bercacat supaya kita bisa beribadah ke Tuhan (Ibrani 9:11-14). Hal ini menyatakan bahwa Kristus adalah pengantara kita kepada Bapa,
1 Timotius 2:5-6
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
3. Christ's Divinity not Ours
Ketika kita berdoa, pernahkah kita memikirkan bahwa kita sedang memuliakan Tuhan lewat doa kita? Atau malah kita hanya memikirkan kepentingan pergumulan kita saja?
Kala seseorang sedang memimpin doa di depan umum dan menutup doanya dengan kalimat ini, dia sedang menyatakan kekuasaan Tuhan, peran Kristus. Kalimat ini merupakan pengakuan akan Dia bukan kita.
Di dalam nama Yesus, kita dilayakkan, kita dipulihkan oleh karena Dia yang layak bukan kita. Ini menandakan bahwa harga diri kita, keegoisan kita, all of our desires, is nothing if it’s not for Jesus name. Kita bisa datang dengan segala permohonan kita dalam nama Kristus dan untuk Kristus saja.
Ketika kita berdoa, pernahkah kita memikirkan bahwa kita sedang memuliakan Tuhan lewat doa kita? Atau malah kita hanya memikirkan kepentingan pergumulan kita saja?
Kala seseorang sedang memimpin doa di depan umum dan menutup doanya dengan kalimat ini, dia sedang menyatakan kekuasaan Tuhan, peran Kristus. Kalimat ini merupakan pengakuan akan Dia bukan kita.
Di dalam nama Yesus, kita dilayakkan, kita dipulihkan oleh karena Dia yang layak bukan kita. Ini menandakan bahwa harga diri kita, keegoisan kita, all of our desires, is nothing if it’s not for Jesus name. Kita bisa datang dengan segala permohonan kita dalam nama Kristus dan untuk Kristus saja.
4. God's Command and His Promise
Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan untuk meminta dalam nama-Nya dan memberikan janji untuk diberikan. Namun janji ini pun tidak terlepas dari kedaulatan Tuhan untuk menolak permintaan kita tentunya.
5. God's Sovereignity
Berdoa dalam nama Tuhan Yesus itu berarti bahwa kita mengakui kedaulatan Allah sebagaimana Yesus sendiri mengakuinya:
Sebuah kalimat yang simple yet very deep bukan? Ketika direnungkan baik-baik, betapa luar biasanya maknanya.
Tuhan Yesus sendiri yang mengatakan untuk meminta dalam nama-Nya dan memberikan janji untuk diberikan. Namun janji ini pun tidak terlepas dari kedaulatan Tuhan untuk menolak permintaan kita tentunya.
- (Yohanes 14:13-14) dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya.
- (Yohanes 15:16b) Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu.
- (Yohanes 16:23-24) Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
5. God's Sovereignity
Berdoa dalam nama Tuhan Yesus itu berarti bahwa kita mengakui kedaulatan Allah sebagaimana Yesus sendiri mengakuinya:
- bukanlah kehendak-Ku melainkan kehedak-Mulah yang terjadi (Lukas 22:42),
- jangan seperti yang Kukehendaki melainkan seperti yang Engkau kehendaki (Matius 26:39).
Sebuah kalimat yang simple yet very deep bukan? Ketika direnungkan baik-baik, betapa luar biasanya maknanya.
Forgive me Lord for I have not taken this sentence seriously, for demeaning it by letting it be part of mere routines, for making a joke out of it. I’m sorry Lord. In Jesus Name I pray, Amen.